Jumat, 06 Oktober 2017

Levelnya Sudah Berada Diatas

Pada final copa Katalunya, Barcelona memetik kemenangan atas lawannya Espanyol dan pertandingan tersebut berakhir dengan skor empat satu dan peristiwa tersebut menjadi ramai diperbincangkan dilingkungan klub sepakbola Barcelona kecil sebagai bagian terakhir dari topeng alias partido de la mascara. Istilah ini mungkin mengacu kepada performa tim Barcelona tersebut dimasa mendatang yang terus menerus memenangkan berbagai macam gelar silih berganti tanpa ada habisnya, dan generasi inilah yang mencetak legenda berita bola dunia tidak peduli siapapun yang menjadi lawan mereka kesalahan komunikasi diatas lapangan.

Begitu ia melepas topeng tersebut, Lionel Messi langsung mampu mencetak dua buah gol dan yang lebih hebatnya lagi, kedua gol berita bola tersebut ia lesakkan hanya dalam jangka waktu sepuluh menit saja. Akan tetapi karena pelatih tim Barcelona kecil pada saat itu khawatir dengan kelangsungan kondisi Lionel Messi yang tidak memakai pelindung plastik diwajahnya guna melindungi keretakan tulang pipinya, kemudian ia digantikan dengan pemain lain diposisinya itu. Seperti di film - film ada karakter yang melepaskan pembatas kekuatannya guna mengalahkan lawannya, ini cocok dianalogikan dengan Lionel Messi saat itu.



Setelah berada didalam akademi muda Barcelona yang bernama La Masia selama setahun, Lionel Messi pada akhirnya bisa diikutsertakan dalam federasi sepakbola Spanyol atau dikenal juga dengan nama Royal Spanish Football Federation, disingkat RFEF pada bulan Februari tahun dua ribu dua. La Masia sendiri terkenal sebagai akademi sepakbola yang mendidik anak - anak kecil menjadi seorang pemain yang matang dan tidak jarang juga mengisi klub - klub top papan atas yang tidak hanya ada di Spanyol saja namun juga dunia mulai dari Chelsea hingga Bayern Munich memadai dari pihak korban.

Ludovic Giuly yang merupakan sayap Barcelona berkebangsaan Perancis juga saat itu menjelaskan bagaimana seorang Lionel Messi yang masih berusia belasan tahun kala itu bisa menarik perhatiannya didalam sebuah sesi latihan berita sepak bola indonesia dengan tim inti Barcelona yang waktu itu masih dipoles oleh Frank Rijkaard. Ia mengatakan bahwa seorang Lionel Messi mampu mengalahkan para pemain senior yang secara logika seharusnya memiliki kemampuan mengolah sikulit bundar jauh diatas Lionel Messi muda karena ia masih minim pengalaman serta jam terbang bertanding bersama tim junior Barcelona.



Saat itu Lionel Messi diberikan penghargaan sebagai pemain sepakbola terbaik pada turnamen tersebut dalam empat kompetisi pramusim namun berskala internasional ketika ia bermain untuk tim muda Barcelona Juveniles B, dan Lionel Messi hanya memainkan satu pertandingan resmi sebelum akhirnya ia dipromosikan ketim Juveniles A dimana seorang Lionel Messi mampu menggetarkan jala gawang lawan sebanyak delapan belas kali hanya dalam sebelas pertandingan saja. Sudah dapat dilihat bahwa kala itu, levelnya sudah berada diatas rekan setimnya yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar