Minggu, 27 Agustus 2017

Alias Tidak Terlalu Fanatik

Tiki - taka sendiri adalah sebuah strategi dalam sepakbola yang defensif alias mengutamakan pertahanan namun diwaktu yang sama juga ofensif dalam artian selalu menyerang dan kedua sifat ini dikombinasikan dengan sama rata karena tim berita bola yang menerapkan strategi ini selalu memiliki penguasaan bola dan oleh karena itu, mereka tidak perlu mengganti formasi ditengah - tengah pertandingan apabila mau menyerang dari bertahan maupun sebaliknya. Hal seperti ini lah yang menjadikan tiki - taka sangat bagus digunakan ketika tim memiliki pemain sepakbola yang cerdas dan berteknik tinggi serta mengandalkan dinding pertahanan saja.

Para komentator yang bertugas untuk berbicara panjang lebar ditelevisi walaupun tidak ada satu orangpun yang memperdulikan mereka juga pernah memberikan komentar mereka mengenai kontrasnya atau begitu jauhnya perbedaan antara tiki - taka dengan gaya bermain fisik rute satu disamping juga memiliki tempo pengoperan berita bola dunia yang lebih cepat daripada tim asal Inggris Arsenal ditahun dua ribu tujuh hingga dua ribu delapan yang dilatih oleh pelatih dengan segudang pengalaman asal Perancis, Arsene Wenger dimana mereka mengandalkan total football juga.


Saat itu, Arsenal masih memiliki Cesc Fabregas sebelum ia hijrah ke Barcelona sebagai satu - satunya penyalur serangan maupun pertahanan diantara perubahan strategi seperti ini. Tiki - taka sendiri sering sekali dihubung - hubungkan dengan kreativitas, pengoperan, serta sentuhan berita bola indonesia tapi juga bisa dibuat menjadi permainan sepakbola yang lamban dan tidak ada arah tujuan secara esktrim yang mengorbankan keefektifan untuk estetika alias keindahan semata. Keindahan seperti ini sangat dijunjung tinggi oleh penggemar sepakbola yang kasual alias tidak terlalu fanatik.


Tiki - taka sendiri telah digunakan dengan sempurna oleh tim nasional Spanyol ketika mereka memenangkan pergelaran piala Eropa tahun dua ribu delapan, piala dunia dua ribu sepuluh, dan yang terakhir adalah kompetisi Eropa tahun dua ribu dua belas. Selain itu, Barcelona sendiri juga bahkan mampu memenangi enam buah trofi pada tahun 2009 yakni treble alias tiga gelar regional dalam satu musim, piala super UEFA, trofi super Spanyol dan terakhir adalah kejuaraan piala dunia antarklub ketika klub yang bermarkas di Camp Nou tersebut masih diasuh oleh seorang Josep Pep Guardiola seperti kondisi yang sedang terjadi.

Selain itu, formasi tiki - taka ini juga membuat Barcelona sanggup memenangkan pergelaran piala liga Champions uefa tahun dua ribu delapan hingga dua ribu sembilan, lalu liga champions dua ribu sepuluh hingga sebelas dan terakhir adalah pergelaran sepakbola yang sama musim 2014 - 2015. Akan tetapi kesuksesan Barcelona saat itu tidak bisa semata - mata dikreditkan kepada strategi tiki - taka yang diterapkan oleh Josep pep Guardiola saja mengingat mereka memiliki segudang talenta mengolah si kulit bundar diatas lapangan hijau dan merupakan salah satu yang terbaik sepanjang masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar