Minggu, 20 Agustus 2017

Superior Namun Kerap Gagal

Selain itu, Juventus juga mampu menjadi runner-up alias peringkat kedua dalam perburuan gelar Coppa Italia musim itu dimana pada partai pamungkas berita bola, klub yang bermarkas di Juventus Arena, Turin tersebut harus ditundukkan oleh mantan klub Gianluigi Buffon, Parma. Adalah sebuah ironi dimana sebelumnya Parma dengan penjaga gawang yang sangat superior namun kerap gagal memenangkan piala tersebut tapi ketika kiper andalan mereka dijual ke klub rival, mereka mampu mengalahkan saingan itu. Tapi inilah sepakbola dimana segala sesuatu mungkin terjadi.

Nilai seorang Gianluigi Buffon sendiri hanya turun membela Juventus sebanyak satu kali saja sepanjang klub tersebut menjalani turnamen berita bola dunia yang satu ini. Namun Juventus juga secara terpaksa harus angkat koper terlebih dahulu di pergelaran piala liga Champions Eropa dibabak grup kedua karena mereka tidak mampu mengumpulkan poin atau angka yang cukup guna meloloskan diri ke fase selanjutnya. Sebuah tim tidak akan bisa memenangkan sebuah pertandingan dengan hanya mengandalkan barisan pertahanan saja karena untuk menggelontorkan gol, mereka harus bermain secara ofensif juga dan membuka keunggulan tim panser.

Disini, media - media olahraga dan juga sepakbola langsung memberitakan mengenai kiprah seorang Gianluigi Buffon bersama Juventus yang dianggap kurang memuaskan. Akan tetapi walaupun Gianluigi Buffon mendapatkan kritikan yang pedas dari para media berita bola indonesia kala itu terutama ketika Juventus berhadapan melawan Chievo, pemain sepakbola yang lahir di Carrara, Tuscany, Italia tersebut diberikan penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik di Serie A Italia untuk yang ketiga kalinya pada akhir musim sebagai sebuah bentuk apresiasinya terhadap klub sepanjang musim.


Selain itu, Gianluigi Buffon juga mendapatkan nominasi dimana namanya berkemungkinan masuk ke dalam daftar komposisi tim terbaik pada penjaga gawang versi UEFA alias Team of the Year kala itu untuk pertama kalinya sepanjang sejarahnya menjaga gawang. Akan tetapi takdir berkata lain karena saat itu, seorang penjaga gawang hebat lainnya yang berkebangsaan Turki bernama Rustu Recber lah yang mampu menggondol penghargaan tersebut. Bisa dimaklumi juga sebenarnya kegagalan seorang Gianluigi Buffon saat itu karena Rustu Recber sendiri menampilkan performa yang sangat apik.


Selanjutnya pada awal musim tahun dua ribu dua hingga dua ribu tiga, Gianluigi Buffon berhasil membawa Juventus menjuarai piala Supercoppa Italiana tahun itu dimana mereka harus bertemu melawan mantan klubnya, Parma. Sepanjang musim yang satu ini, Gianluigi Buffon mengalami tahun yang sangat dominan dimana penjaga gawang termahal sepanjang masa itu mampu mencatatkan empat puluh tujuh penampilan bersama Juventus dan tiga puluh dua diantaranya tercipta di Serie A Italia. Torehan ini semakin menegaskan betapa vitalnya peran seorang Gianluigi Buffon untuk klub sekaliber Juventus sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar