Senin, 28 Agustus 2017

Sangat Seru Untuk Ditonton

Pelatih tim nasional Italia seb elum Cesare Prandelli yakni Cesare Maldini dan Giovanni Trapattoni menggunakan beberapa elemen yang terdapat di catenaccio ini di level internasional dan keduanya gagal mencapai partai puncak berita bola. Tim nasional Italia dibawah kepelatihan Maldini kalah dalam babak adu pinalti diperempat final piala dunia FIFA tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan dan Giovanni Trapattoni bahkan angkat koper lebih awal dipiala dunia tahun dua ribu dua. Di pergelaran piala Eropa tahun dua ribu empat versi UEFA mereka juga lagi - lagi dipaksa pulang kampung dibabak pertama.


Akan tetapi, catenaccio sendiri juga memiliki beberapa cerita kesuksesan dalam penerapannya. Giovanni Trapattoni sendiri juga telah secara sukses menerapkan strategi berita bola dunia tersebut dalam rangka memenangkan gelar liga domestik Portugal bersama Benfica ditahun dua ribu lima silam. Pelatih tim nasional Yunani yang berasal dari Jerman bernama Otto Rehhagel juga melakukan pendekatan defensif seperti ini ketika membantu tim sepakbola negara para dewa itu menjuarai pergelaran piala Eropa tahun dua ribu empat silam yang diadakan dikampung halaman mereka sendiri di partai final turnamen tertinggi.

Kala itu, tidak ada satu pihak pun yang menyangka bahwa Yunani bisa memenangkan pergelaran akbar di Eropa ini, walau ada juga beberapa orang yang menyebut mereka sebagai underdog atau si kuda hitam sebelum turnamen berita bola indonesia bergulir. Penjaga gawang legendaris Italia Dino Zoff juga sempat menerapkan Catenaccio untuk tim nasional Italia yang membuat negara pizza tersebut mampu mengamankan satu tiket dipartai puncak piala Eropa tahun dua ribu dimana selanjutnya mereka harus mengakui keunggulan Perancis melalui peraturan golden goal alias gol emas alias tidak terlalu fanatik.

Sama seperti beberapa kisah diatas, Azeglio Vicini mampu memimpin Italia pada pergelaran piala dunia tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh yang digelar oleh FIFA selaku federasi yang membawahi seluruh persatuan sepakbola di dunia berkat beberapa kemenangan kecil dalam enam pertandingan yang berlangsung sangat alot dan defensif dimana ketika itu, tim nasional Italia mampu menggelontorkan sangat sedikit sekali jumlah gol namun disaat yang bersamaan resiko yang mereka dapatkan juga bahkan lebih kecil, dengan hasil akhir tujuh gol dan tidak kejebolan sama sekali sampai dibabak semifinal.


Selanjutnya, tim nasional Italia kalah setelah melalui pertandingan yang alot melawan wakil dari Amerika Selatan, Argentina karena tim tango ini bisa dibilang menerapkan strategi permainan yang agak mirip ketika dilatih oleh Carlos Bilardo. Argentina melenggang ke partai final namun harus kalah dihadapan Jerman yang dipimpin oleh Franz Beckenbauer. Tim nasional Jerman sendiri dari dulu hingga sekarang selalu mempertontonkan sepakbola yang ofensif dan tidak mengulur - ulur waktu seperti Italia ataupun Argentina ketika itu dan sangat seru untuk ditonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar