Kamis, 24 Agustus 2017

Mengalami Hal Yang Menyedihkan

Di bulan Mei tahun dua ribu lima belas, Gianluigi Buffon mengumumkan secara luas ke publik bahwa penjaga gawang yang mengenakan ban kapten di Juventus dan juga tim nasional Italia tersebut akan mundur dari jabatannya sebagai pemilik Carraresse pada akhir musim sepakbola tahun dua ribu empat belas hingga dua ribu lima belas. Tidak bisa dipungkiri bahwa bermain sepakbola dan juga mengurus bisnis berita bola di saat yang bersamaan sangatlah menyita waktu, tenaga, perhatian, dan juga biaya karena Gianluigi Buffon dituntut untuk menampilkan performa prima sebagai andalan klubnya dan mengakhiri hidup mereka disitu.


Selanjutnya di bulan Juli tahun dua ribu lima belas, Gianluigi Buffon menjual tujuh puluh persen sahamnya di klub Carrarese kepada pengembang real estate Italia bernama Raffaele Tartaglia. Raffaele Tartaglia kemudian mengambil alih kendali klub berita bola dunia tersebut akan tetapi dilain sisi, Gianluigi Buffon juga masih memiliki bagian didalam klub tersebut sebagai pemegang saham minoritas. Artinya walaupun penjaga gawang kelahiran Carrara, Tuscany, Italia ini sudah tidak bisa memutuskan apa - apa secara sepihak, ia juga memiliki hak untuk memberikan pendapat disitu.

Setelah bergelut melawan kesulitan keuangan berita bola indonesia, Gianluigi Buffon harus menyaksikan klub asal kampung halaman serta favoritnya semasa kecil tersebut runtuh karena mereka dideklarasikan mengalami bangkrut per tanggal sebelas bulan Maret tahun dua ribu enam belas silam karena kurangnya pendapatan. Salah satu hal yang melatarbelakangi kebangkrutan ini adalah kurangnya ekspos atau promosi dari Gianluigi Buffon maupun pihak lain didalam klub tersebut yang bertanggung jawab selain juga faktor dimana mereka bukanlah tim yang berlaga di panggung utama Serie A Italia dan arah kemana bola bergulir.

Berikutnya pada tanggal tiga puluh bulan Mei tahun dua ribu enam belas, Gianluigi Buffon bergabung dengan jajaran direksi sebuah perusahaan tekstil asal Italia bernama Zucchi Group S.p.S dengan total saham sebanyak sembilan belas koma empat persen disana. Nampaknya penhaga gawang yang pernah mengenyam pendidikan olahraga sepakbola bersama Parma semasa mudanya ini dalam menghalau serta mengolah si kulit bundar senang sekali bermain - main di bagian saham seperti ini, dan mungkin itu juga lah yang menjadi dasar mengapa Gianluigi Buffon memalsukan ijazah keuangannya tempo dulu sebelum tercyduck.

Walaupun perusahaan tekstil Italia yang bernama Zucchi tersebut mengalami banyak sekali kesulitan di bagian keuangan, namun di tahun dua ribu lima belas Gianluigi Buffon yang kala itu memiliki lima puluh enam persen saham diperusahaan tersebut malah menginvestasikan dua puluh juta Euro atau kurang lebih tiga ratus milyar setelah diubah ke dalam nilai Rupiah Indonesia yang bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan. Nampaknya segala ranah bisnis yang disentuh oleh Gianluigi Buffon terancam mengalami hal yang menyedihkan seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar